Tuesday, September 11, 2007

Prospek Penerjemah Buku Free Lance

Ada beberapa kawan yang bertanya tentang profesi sebagai penerjemah free lance. Mereka rata-rata punya kemampuan bahasa Arab, namun tidak tahu bagaimana caranya supaya mendapatkan order terjemah. Sebenarnya menerjemah bahasa Arab ke bahasa Indonesia bisa dikatakan gampang-gampang susah. Gampangnya kalau bahasan buku yang diterjemahkan tidak terlalu sulit semisal pernikahan, motivasi, dll. dan susah kalau bukunya berat, semisal kedokteran, sejarah, dll.

Adapun cara untuk mendapatkan order terjemahan, bisa dengan membuat sinopsis lalu diserahkan ke penerbit. Jika penerbit setuju, maka penerjemah mulai menggarap naskah itu dengan deadline waktu sesuai kesepakatan. (Untuk pengajuan sinopsis bisa dilihat contoh di sini). Bisa juga ikut bergabung dengan biro penerjemah yang sudah terkenal semisal Kuwais dan Mumtaz Arabia. Hanya saja, kalau ikut bergabung otomatis fee yang didapat tidak penuh, biasanya dipotong 20 % - 50 % . Cara yang ketiga (khusus bagi yang sudah punya kenalan orang yang bekerja di penerbitan atau sudah punya nama), tinggal bertanya apakah ada naskah yang akan diterjemahkan, lalu membuat perjanjian dengan penerbit dimaksud.

Bagi kawan-kawan yang masih tinggal di Mesir, peluang menerjemah sebenarnya besar, karena mereka bisa hunting buku terbaru dan punya waktu luang. (Khan masuk kuliah cuma pas ujian, dua kali setahun, selebihnya ... terserah AndaJ). Selain mengasah kemampuan bahasa Arab, juga mempertebal kantong. Bayangkan, misalnya satu bulan bisa menerjemah 100 halaman saja (dengan perhitungan satu halaman Rp. 10.000) maka akan didapat 1 juta perbulan. Dan, uang sebesar itu di Mesir lumayan besar, cukup untuk makan ayam tiap hari. Apalagi kalau sudah senior, perhari bisa menerjemah 10-20 halaman. Berapa uang yang dihasilkan? Hitung saja sendiri.

Intinya, yang dibutuhkan adalah kemauan dan tidak malu untuk bertanya. Silahkan mencoba, mumpung peluang masih terbuka.

Tuesday, July 10, 2007

Islamic Book Fair 2007

Pameran buku yang diselenggarakan di Istora Senayan Jakarta dan berlangsung dari tanggal 3-11 Maret ini diberi title Indahnya Syariah Dalam Kehidupan. Sudah menjadi kelaziman bahwa setiap diadakan Islamic Book Fair gaungnya lebih besar dari pada Indonesia Book Fair dari segi pengunjung maupun stand yang ada.



Selain diadakan pameran buku, di panggung utama (tempat biasanya dipakai gelanggang olah raga dan biasa dipakai petinju Kris Jhon) diadakan acara bedah buku maupun talk show. Buku-buku yang dijual juga beragam dari mulai yang bertemakan keluarga, pemikiran, sampai jihad fi sabilillah. Namun yang paling laku masih buku-buku yang bertemakan keluarga, tazkiyatun nafsi maupun novel-novel Islami.



Ada fenomena menarik bahwa sekarang novel-novel anti zionisme laris manis. Bahkan, penerbit Al-Kautsar yang biasanya concern dalam memerangi aliran sesat—seperti buku-buku karangan Hartono Jaiz—juga ikut menerbitkan buku seperti ini. Di display paling utama ada buku "Lady Di The Conspiracy" karangan Indra Adil yang bercerita tentang konspirasi zionis dalam pembunuhan Lady Diana. Novel tersebut diproduksi dalam dua pilihan, soft cover dan eksklusive yang menampilkan foto-foto cantik Ladi Di. Shanaz Haque—presenter dan pemain sinetron—tidak mau ketinggalan dan membeli edisi eksklusive dari novel tersebut.



Ada juga stand jihad yang didesain sedemikian rupa sehingga memberi kesan angker. Dengan backgroun hitam dan merah darah serta di depannya disediakan televisi yang memutar film-film motivasi untuk jihad. Buku-buku yang diterbitkan juga tidak jauh dari tema jihad. Bahkan, buku yang berjudul "Jihad" menjadi best seller dan unggulan penerbit ini. Padahal, penerbit ini bernama AR-Rahmah yang artinya kasih sayang sangat kontras dengan buku dan cd yang diproduksinya.

Kapan Indonesia Bisa Memproduksi Buku Murah?

Ketika menjelajah stand-stand di Islamic Book Fair, terkadang beberapa pengunjung ada yang sengaja mencari buku murah. Motifnya tentu mereka ingin membaca dan menambah ilmu tapi apa daya kantong cekak.

Memang pameran buku adalah moment yang tepat untuk menjual buku murah, sebab buku yang diproduksi oleh penerbit tidak melalui jalur distributor yang mentolo dalam meraup keuntungan. Bayangkan, toko-toko besar umumnya meminta keuntungan 40-60%. Jika sebuah buku, misalnya di Gramedia, berbandrol Rp. 50.000,00 berarti penerbit menjual buku tersebut ke distributor dengan harga Rp. 20.000,00 sampai 30.000,00 sesuai kesepakatan. Artinya, buku-buku menjadi sangat mahal karena distributor terlalu besar mengambil keuntungan.

Terkadang kita heran, kenapa Indonesia negara penghasil kertas tetapi harga buku justru mahal? Sedangkan di Mesir yang kertas masih impor dari negara, buku di sana dijual murah? Sebagai ilustrasi, di Indonesia buku setebal 300 halaman soft cover dibandrol sekitar Rp. 30.000. Padahal di Mesir dengan ketebalan seperti itu dibandrol sekitar 8 Pounds Mesir atau sekitar Rp. 15.000. Kenapa buku di Indonesia yang masyarakatnya 20% lebih di bawah angka kemiskinan, masih mahal? Kalau demikian, kapan negara kita bisa maju?

Jawabnya, banyak faktor yang menyebabkan hal itu. Seperti diterangkan peran distributor yang terlalu banyak mengambil untung, biaya produksi yang tinggi juga tidak ada kepedulian pemerintah dalam hal ini. Ironisnya, buku-buku pelajaran yang merupakan buku konsumsi "wajib" bagi para anak sekolah dijual sangat mahal. Dengan kertas yang tidak bagus—terkadang memakai kertas buram—covernya juga biasa saja tetapi harganya sangat mahal. Isunya, kondisi seperti ini disebabkan pemain buku pelajaran harus mengeluarkan uang sogokan kepada pihat terkait agar buku yang diproduksinya menjadi "kurikulum wajib" di sekolahan. Wallahu A'lam.

Sebagai perbandingan, di Mesir—tempat penulis menimba ilmu di sana selama empat tahun—pemerintah mempunyai kebijakan untuk memasarkan buku murah yang terkenal dengan program "Mahrajan Al-Qiraah" (Pameran baca buku). Setiap bulannya tidak kurang dari 10 buah buku didistribusikan ke toko buku milik pemerintah maupun lapak-lapak penjual koran dan majalah. Kebanyakan buku yang sangat ilmiah dan dijual sangat murah. Misalnya Rasail Ibnu Rusyd fi Ath-Thibb (Surat-surat Ibnu Rusyd dalam hal kedokteran) sekitar 2000 halaman dijual 10 ribuan.

Pihak swasta di sana juga punya kepedulian yang sama, misalnya Al-Azhar—yayasan yang bergerak di bidang dakwah dan pendidikan agama—menerbitkan buku-buku saku maupun majalah dengan harga yang sangat terjangkau sehingga masyarakat dengan kantong tipis juga bisa menikmatinya. Padahal, kalau kita cermati perekonomian Mesir dengan Indonesia tidak beda jauh. Apalagi Jakarta yang berdiri mal-mal megah, Anda tidak akan pernah menjumpai mal-mal seperti itu di Mesir—kota tua namun pendidikan dijunjung tinggi.

Saturday, March 11, 2006

Ramadhan Bulan Penuh Barokah




Salah satu keistimewaan kita umat Muhammad adalah dianugerahi bulan yang mulia yaitu bulan Ramadhan.‭ ‬Di bulan inilah kita diperintahkan untuk melakukan puasa guna menjadi orang-orang yang bertakwa,‭ ‬sebagaimana firman Allah swt,‭ ‬Hai orang-orang yang beriman,‭ ‬diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,‭(‬al-Baqarah‭[‬2‭]‬:183‭)‬.‭ ‬Selain itu di bulan ini juga turunlah ayat pertama dari al-Qur'an yaitu firman Allah swt,‭ ‬Bacalah dengan‭ (‬menyebut‭) ‬nama Tuhanmu Yang menciptakan,‭ ‬Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.‭ ‬Bacalah,‭ ‬dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,‭ ‬Yang mengajar‭ (‬manusia‭) ‬dengan perantaraan kalam.‭ ‬Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.‭(‬al-‭'‬Alaq‭[‬96‭]‬:1-5‭)‬.

‭ ‬Sudah sepantasnya pada bulan ini,‭ ‬kita bersungguh-sungguh dalam menjalankan amal ibadah berupa puasa,‭ ‬membaca al-Qur'an,‭ ‬tarawih,‭ ‬qiyamullail,‭ ‬sedekah,‭ ‬dan ibadah-ibadah lainnya.‭ ‬Berpuasa artinya tidak hanya menahan diri dari makan dan minum saja,‭ ‬akan tetapi juga menahan pandangan dari melihat kepada hal-hal yang diharamkan Allah,‭ ‬menjaga lisan dari perkataan yang tidak diridhai Allah,‭ ‬menjaga seluruh anggota tubuh dari melakukan perbuatan yang menyebabkan maksiat pada Allah,‭ ‬juga menahan amarah jangan sampai melampiaskan kemarahan yang hal itu akan membatalkan pahala puasa.

‭ ‬Selain itu pada bulan Ramadhan ini,‭ ‬hendaknya kita banyak membaca al-Qur'an.‭ ‬Karena pada bulan inilah diturunkannya al-Qur'an.‭ ‬Sebagaimana firman Allah swt,‭ ‬Bulan Ramadan,‭ ‬bulan yang di dalamnya diturunkan‭ (‬permulaan‭) ‬Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda‭ (‬antara yang hak dan yang batil‭)‬.‭(‬al-Baqarah‭[‬2‭]‬:185‭)‬.‭ ‬Artinya jangan sampai sehari saja kita melalui bulan ini tanpa bacaan al-Qur'an.‭ ‬Selain membaca al-Qur'an hendaknya kita mentadabburi maknanya,‭ ‬serta mengamalkan isinya.‭ ‬Sisakanlah waktu entah itu satu jam ataupun setengah jam dalam sehari untuk membaca dan mentadabburi makna al-Qur'an.‭ ‬Karena dengan mentadabburi makna al-Qur'an,‭ ‬iman kita semakin tebal dan hati kitapun menjadi semakin tenang.‭

Ibadah yang hanya ada pada bulan Ramadhan adalah shalat tarawih.‭ ‬Shalat tarawih sunnahnya dikerjakan dengan berjamaah.‭ ‬Mintalah kepada Allah agar dalam bulan ini kita diberi kemampuan untuk melakukan shalat tarawih sebulan penuh.‭ ‬Jangan sampai kesempatan untuk melaksanakan shalat tarawih dikalahkan dengan hal-hal yang lain,‭ ‬karena sungguh merugi orang yang diberi kesempatan namun dia tidak mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.‭ ‬Selain itu usahakanlah untuk beriktikaf sehabis shalat tarawih,‭ ‬setemngah ataupun satu jam.‭ ‬Karena itu akan melatih ketika kita pada saat sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.‭ ‬Dimana pada saat itu sangat disunnahkan untuk melakukan i'tikaf di masjid.‭

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Yahya bin Yahya bahwasanya Rasulullah apabila menginginkan untuk melakukan i'tikaf aka beliau shalat subuh kemudian masuk ke tempat i'tikafnya.‭ ‬Dan Rasulullah memerintahkan untuk didirikan‭ (‬dibuat‭) ‬tempat untuk i'tikafnya,‭ ‬kemudian dibuatlah tempat i'tikaf untuk Rasulullah.‭ ‬Rasulullah menginginkan untuk i'tikaf pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan,‭ ‬kemudian Rasulullah memerintahkan untuk membuat tempat i'tikaf untuk istrinya Zainab lalu dibuatlah tempat i'tikaf‭ ‬.....‭(‬HR Muslim,‭ ‬kitab i'tikaf‭)‬.

‭ ‬Pada Ramadhan kali ini,‭ ‬kita telah memasuki tahun ajaran baru perkuliahan di al-Azhar.‭ ‬Alangkah baiknya kalau hari-hari yang kita lalui,‭ ‬kita isi dengan menuntut ilmu di kuliah.‭ ‬Selain itu merupakan sarana menuju surga juga merupakan kewajiban kita dan amanh yang kita emban saat kita berniat untuk kuliah di Mesir.‭ ‬Mungkin masih lekat diingatan kita bagaimana orang tua kita bersusah payah mencarikan biaya untuk keberangkatan kita ke Mesir,‭ ‬bagaimana nasehat dari orang tua,‭ ‬para guru,‭ ‬sanak keluarga ketika kita akan pergi ke Mesir.‭ ‬Mereka semua berharap agar kita sungguh-sungguh menuntut ilmu dan mereka semua menanti agar ketika kita pulang kelak membawa ilmu yang akan kita ajarkan kepada masyarakat kita.‭ ‬Ingatlah bahwasanya kita berada di Mesir dengan membawa amanah,‭ ‬amanah dari orang tua,‭ ‬dari keluarga,‭ ‬dari masyarakat dan amanah dari Allah sebagaimana firman-Nya,‭ ‬Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya‭ (‬ke medan perang‭)‬.‭ ‬Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,‭ ‬supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.‭(‬at-Taubah‭[‬9‭]‬:122‭)‬.

‭ ‬Marilah kita isi Ramadhan kali ini dengan bersungguh-sungguh meningkatkan ketakwaan kita,‭ ‬amal ibadah kita sehingga kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa di sisi Allah.‭ ‬Ada baiknya saya akhiri dengan sebuah p yang berbunyi:
Dengan ilmu hidup menjadi mudah
Dengan seni hidup menjadi indah
Dengan iman hidup menjadi terarah
Dengan Ramadhan hidup menjadi barokah.


Tanta,‭ ‬30‭ ‬September‭ ‬2005.

Tuk Indonesiaku

Di Tanahmu Aku dilahirkan
Di Bumimu Aku Dibesarkan
Kesuburanmu Tenangkan Hatiku
Kerindanganmu Sejukkan Jiwaku

Tetesan Darah Mengalirimu
Isakan Tangis Membanjirimu
Gelimangan Mayat Menjadi Tumbalmu
Tuk Dapatkan Satu Kata
Merdeka! Merdeka! Merdeka! Atau Mati

Saat Engkau telah Bebas
Mengembara Sesuka Jiwa
Ada Satu Kata Menyayat Hati
Perpecahan! Pertikaian! Permusuhan

Mengapa Kita Harus Bertikai
Mengapa Kami Harus Berhadapan
Mengapa Aku Harus Menyakiti Kawan

Beda Keyakinan Membuat Kita Jauh
Beda Keturunan Membuat Kita Mencaci
Beda Gambar Membuat Kita Bertikai
Beda Pendapat Membuat Kita Berkelahi

Adakah Bangunanmu Akan Dihancurkan
Akankah Bumimu Akan Dileburkan
Akankah Tangis Akan Kembali Membanjir
Akankah Darah Akan Terus Mengalir

Marilah Wahai Kawan....
Marilaj Wahai Saudara...
Marilah Wahai Kekasih...
Marilah Wahai Tercinta...

Kita Eratkan Persahabatan
Kita Rajut Benang Persaudaraan
Kita Sulam Segala Robekan
Kita Lupakan Segala Kesalahan

Indonesia Ingin Tersenyum
Bumi Kita Ingin Berdamai
Leluhur Kita Berharap Kemerdekaan
Demi Anak Cucu KIta Penuh Persaudaraan


Tanta.25-8-05

Puisi ini dipersembakan untuk kawan di negeri seberang

Masukan Untuk Mahasiswa Tanta

Prestasi lebih berharga daripada gengsi
Karya lebih berharga daripada gaya


Bulan Maret telah tiba. Pintu kuliah telah terbuka. Kitab Muqarrar telah terbit. Doktor pun sudah sibuk memberi Muhadharah untuk mahasiswa “beneran”. Ada pertanyaan yang semestinya ditujukan kepada diri kita sendiri. Adakah kita sudah siap mengisi termin 2 ini dengan belajar? Adakah kita sudah mulai berkemas untuk rajin ke kuliah? Adakah (bagi mahasiswa tingkat 1) sudah aktif mengikuti bimbingan belajar? Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut kembali kepada diri masing-masing.

Sewaktu kita berada di Indonesia, semasa hendak pergi ke al-Azhar, tentunya banyak sekali harapan dan cita-cita yang kita gantungkan. Ada sebagian yang motivasinya ke al-Azhar adalah ingin belajar dengan maksimal. Ada yang ingin mendalami Fiqh, al-Qur’an, Hadits serta ilmu-ilmu agama yang lain. Ada yang ingin menghapalkan al-Qur’an. Ada yang ingin mengaji langsung ‘Talaqqi’ dengan Syekh-Syekh di Mesir. Jika diprosentasekan, tentunya 95 % mahasiswa yang ke Mesir tujuannya adalah belajar. Sisanya yang 5 % ada yang karena didorong (baca : dipaksa) orang tua, ingin ngelencer (bertamasya) atau yang lainnya. Intinya mayoritas ingin belajar menuntut ilmu agama.

Namun sesampainya mereka di Mesir, setelah menghirup angin surga di bumi seribu menara. Setelah terlelap oleh bisikan-bisikan sihir Fir’aun. Segalanya berubah dan berbalik arah. Dari sekian ribu mahasiswa Indonesia, berapa persen yang concern terhadap kuliah? Berapa banyak yang ikut Talaqqi bersama Syekh? Pasti jawabannya adalah, 50 % lebih kurang atau tidak lagi memperhatikan kuliah atau belajar. Ironisnya al-Azhar sudah dianggap sebagai UT (Universitas Terbuka) yang hanya dikunjungi untuk mengikuti ujian ataupun karena ada urusan administratif saja.

Inilah permasalahan besar yang dihadapi oleh mayoritas mahasiswa Indonesia. Lantas apa yang bisa kita perbuat untuk keluar dari keadaan yang memprihatinkan ini? Tentu jawabannya adalah memacu semangat untuk belajar. Sedangkan yang paling urgent adalah dengan mengadakan “Gerakan Kembali ke Kuliah”. Memang sulit untuk mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan. Akan tetapi hal itu harus dicoba meskipun sedikit demi sedikit. Pepatah Arab mengatakan, ما لا يدرك كله لا يترك جله “Segala sesuatu yang tidak bisa dicapai seluruhnya, jangan sampai ditingkalkan seluruhnya.”

Untuk merealisasikan hal itu, penulis mencoba untuk membuat jadual piket wajib kuliah bagi mahasiswa Ushuluddin tingkat 1. Dengan adanya jadual ini, minimal masing-masing mengikuti perkuliahan dua kali selama seminggu. Adapun manfaat yang diperoleh ternyata banyak sekali. Pertama: Belajar mendengarkan kuliah yang diberikan Doktor, sehingga dalam waktu setahun Insya Allah sudah bisa menerima pelajaran yang disampaikan oleh Doktor dengan baik. Kedua: Seandainya ada hal-hal penting yang akan keluar pada ujian nanti, sudah bisa diketahui sebelumnya, sehingga ada prsiapan. Ketiga: memupuk rasa kebersamaan dan tanggung jawab di antara sesama. Selain itu masih banyak manfaat yang lain. Misalnya, lebih PD ketika untuk masuk kuliah, dsb. Oleh karenanya, penulis berharap jadual ini bisa diterapkan dengan baik dan bisa ditiru oleh mahasiswa jurusan yang lain.

Menutup tulisan ini, penulis ingin menyampaikan sebuah kisah nyata. Semoga bisa dijadikan teladan bagi kita semua, khususnya bagi diri penulis sendiri. Kemarin tanggal 6 Maret, di Universitas al-Azhar ada seorang mahasiswa Indonesia yang munaqashah risalah Doktor. Hasilnya adalah sangat luar biasa, beliau mendapat predikat tertinggi yaitu Mumtaz bi Martabat asy-Syaraf ‘Ula Ma’a at-Taushiyah bi at-Tahb’I ‘Ala Nafaqat al-Azhar wa at-Tabaddul Baina al-Jami’at. (Summa Cumlaude serta risalahnya dicetak olh al-Azhar dan disbarkan di seluruh Universitas). Beliau adalah DR Mukhlis Hanafi,Lc.MA yang selama ini menjabat Mustasyar PCI-NU Mesir. Ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa dan patut dibanggakan. Adalah lebih terhormat mmiliki prestasi daripada harus memelihara gengsi untuk belajar dan berangkat ke kuliah. Bagaimana menurut pendapat Anda?!

والله أعلم بالصواب